BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Manusia didunia ini dihadapkan pada
dua cobaan yaitu cobaan yang mengembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan
tersebut berupata tahapan dan rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan
apabila mampumenyelesaikan dengan baik akan mewndapatkan pahala dan bila
mengingkarinya ketentuan yang ada akan
tenggelam dalam penderitaan di akhirat kelak.
Terkadang manusia terbuai pada
kegembiraan, padahal kegembiran juga cobaan. Manusia seringkali tergelincir
akibat keterlenaan dan berlebihan serta melampaui batatas dan berujung pada penderitaan. Sementara ada
pula yang menghadapi cobaan yang menyusahkan namun tidak kuat menjalani cobaan.
Orang tersebut menjadi frustasi dan meluapkan emosi tanpa kontrol. Sikap
seperti itu malah semakin menambah penderitaan. Adapula ketika
merasa kesabaran sudah dibatas perjuangan berhenti melakukan perjuangan padahal
keinginan yang diharapkan selangkah lagi tercapai sehingga tetap pada pendedritaan dan menyesal ketika harapan
yang dicitakan berlalu begitusaja dihadapanya. Ada pula yang menjalani hidup
dengan sikap noverkonviden (bermain aman), tidak mau menghadapi masalah atau
lari ndari masah namun yang terjadi mendapati pada suatu penderitaan. Ada pula
yang mencoba berkelik dari masalah dan hanya mengincar kebahagiaan dunia namun
di akhirat berujung pada penderitan.
Manusia di
dunia ini tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah baik yang menyusahkan atau yang
menggembirakan. Masalah timbul karena adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Proses dalam menghadapi kesenjangan seringkali dihadapkan pada
lika-liku kehidupan yang sering dianggap sebagai suatau penderitaan.
Susah maupun senang merupakan dua agenda yang
silih berganti tejadi dalam kehidupan manusia. Habis susah ada senang dan habis
senang ada susah. Manusia selalu untuk berusaha menjadi lebih baik. Manusia
perlu menjalani proses di dunia ini untuk mencari bekal untuk akherat dengan menjalani suka duka yang ada di dunia.
Manusia
juga dituntut untuk keimanan Terhadap Tuhannya baik duka maupun duka untuk
semakin mendekatkan diri. Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan meratapi
penderitaan. Namun harus bangkit mengolah penderitaan menjadi sesuatu yang
bernilai lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan karena ada hikmah dibalik penderitaan.
Penderitaan
datang tak terduga begitupula kebahagian datang dari celah tak terduga.
Sehingga manusia dituntut untuk siap siaga dalam menghadapi suka maupun duka di
kehidupan ini. Dan sepatutnya kita berani menghadapi dalam menyelesaikan
persoalan hidup ini, tidak pilih-pilih saat senang semangat sat susah loyo,
atau saat duka tabah saat senang tidak bersukur. Kita perlu belajar dari
pengalaman dan cepat bankit saat tergelincir.
Semangat
juga bukan semangat yang melampaui batas, dan berusaha menenenagkan hati, sabar menghadapi penderitaan hati iklas
lilahita ala mengharap ridho Allah. Karena solusi-solusi saat menghadapi
penderitaan akan mudah muncul saat hati tenang dan berfikir jernih. Berbeda
dengan tergesa-gesa menyebabkan solusi di depan mata terlihat jauh. Dan
terkadang hal penunjang terabaikan sehingga menambah masalah baru. kita juga
bukan hanya menunggu desakan solusi tapi perlu menyambut solusi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
di rumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari penderitaan?
2. Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
3. Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan?
4. Apa saja sebab-sebab terjadinya penderitaan?
5. Apa pengaruh dari penderitaan yang di hadapi manusia?
1. Apa pengertian dari penderitaan?
2. Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
3. Bagaimana cara manusia menghadapi penderitaan?
4. Apa saja sebab-sebab terjadinya penderitaan?
5. Apa pengaruh dari penderitaan yang di hadapi manusia?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dilakunkanya penulisan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian penderitaan
2. Mahasiswa dapat memahami hubungan
manusia dengan penderitaan.
3. Mahasiswa dapat menemukan solusi dalam menghadapi pender
3. Mahasiswa dapat menemukan solusi dalam menghadapi pender
4.Mahasiswa dapat memahami penyebab
terjadinya penderitaan
5. Mahasiswa dapat memahahami
pengaruh penderitaan yang di hadapi dalam kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang tidak meyenakan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komkosisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan, tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan membuat kedinginan.
Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal akibat kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat berteduh akibatnya mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus ujian menjadi tidak mau makan dan menimbulkan perut sakit.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringgan. Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat urgen disepelekan juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.
B. Hubungan Manusia dengan
Penderitaan
Allah adalah pencipta segala sesuatu
yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada isi
jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah
tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin
tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup selalu
membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk
kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani
berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan.
Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun
bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan
yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal
dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan
perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada
yang menganhap sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari
kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan dengan kehidupan manusia
berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat manusia mengalami
kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati proses tersebut dengan
ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih
di dalam neraka. Adapun akan lebih jelas akan dibahas sebagai berikut.
1. Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Siksaan juga dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Apa bila berbicara tentang siksaan, terbayang di benak kita sesuatu yang sangangat mengerikan, bahkan mendirikan bulu kudu kita. Didalam benak kita, terbayang seseorang yang tinggi cesar, kokoh kuat dan dengan muka seram sedang menggenggam cemeti yang siap mencambukkan tubuh orang yang akan disiksa; atau ia memegang batangan besi yang sudah panaskan ujungya sampai merah dan siap ditempelkan pada tubuh orang yang akan disiksa. Semua itu dengan maksud agar orang yang disiksa memenuhi permintaan penyiksa atau sebagai perbuatan balas dendam.
Siksaan pada manusia juga dapat menimbulkan kreatifitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan langsung atau tak langsung. Hal itu terlihat dari banyak cerpen, novel, berita, atau filem yang mengisahkan tentang siksaan. Dengan menyimak hasil seni atau berita kita dapat mengambil arti manusia, harga diri, kejujuran, kesabaran, dan kekakwaan, tetapi juga hati yang telah dikuasi hawa nafsu, godaan setan, tidak mengenal perikemananusiaan dan sebagainya.
Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan,
baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan
informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan
politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu
cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan
sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang
dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah
juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak
politik.
Siksaan yang sifatnya psikis tersebut dapat menimbulkan gejala pagda penderita bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al Ankahut menyatakan :
"masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya”.
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban. Adapun siksaan bersifat psikis dapat di klasifikasi seperti:
• Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit.
• Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani manusia
• Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh manusia.
• Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik yang amat mendalam. Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan mental.
2. Rasa Sakit
Rasa Sakit adalah rasa yang di alami manusia akibat menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun kesemuanya tidak dapat menghindarkan dari rasa sakit.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian sebap akibat, karena sikraan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit orang menderita. Atau karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
materi ini kita dapet mengetahui tentang apa itu penderitaan, Kehidupan manusia
tidak akan datar pasti bergelombang maksudnya pasti ada yang menyenagkan dan
menyusahkan. Pederitaan juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan manusia,
rasa sakit, siksaan menuntut manusia auntuk bankit nenjadi lebih baik namun ada
yang tidak kuat sehingga terjadi kekalutan Mental. Apa bila manusia tidak mampu
melewati sesuai denan khaidah agama manusia akan mendapat penderitaan di
akhirat berupa pemyiksaan di dalam neraka.
Dalam
menghadapi penderitaan setiap orang pasti melakukan hal yang berbeda untuk
menahan atau menyikapinya, ada yang menyikapinya dengan tindakan positif dan
negatif, misalkan yang positif ia akan lebih berusaha agar tidak mendapatkan
penderitaan yang ia sudah alami bahkan bisa menjadikannya sebagai sebuah
peluang dalam melakukang sebuah inovasi baru, sedangkan yang negatif ia akan
trauma dan membuat kondisi ia menjadi labil karena terlalu berlebihan mengikapi
penderitaannya dan bahkan sampai ingin bunuh diri. Untuk itu kesehatan rohani
setiap orang harus dijaga agar terhindar dari kekalutan mental
yang bisa merusak psikis kita.
B. Saran
Diharapkan
kalangan mahasiswa dan pembaca dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada sub
bab. Mengingat luasnya pembahasan dalam makalah ini. Sehingga dapat memahami
lebih dalam.
